Ask Us

Bila Saya Terkena Layoff

14 Februari 2023 | by Goldy Wijaya

Tulisan ini bukan bercerita tentang diri saya, karena posisi saya saat ini yang full time menjadi wirausaha jelas tidak mungkin terkena PHK (ya masa PHK diri sendiri). Isi tulisan ini lebih ke obrolan singkat dengan salah seorang teman yang bekerja di salah satu startup terbesar di negara ini, bagaimana pengalamannya yang hampir terkena layoff

Suatu pagi di hari Jumat, teman saya yang bernama Reza (bukan nama sebenarnya) mendapatkan email bahwa akan terjadi layoff massal di tempatnya bekerja. Rasanya seperti terkena petir di siang bolong, karena selama ini Reza menganggap tempatnya bekerja aman-aman saja. Betapa tidak, startup raksasa ini baru saja IPO (Initial Public Offering). Salesnya pun sebetulnya juga meningkat. Memang sih, belum profit. Namanya juga startup, berdarah-darah di awal demi mengejar customer. Uang investor juga masih aman kok. Bisa dikatakan, aneh banget bila ada terjadi layoff seperti ini. Bila dikatakan karena resesi, bisnis nya kan di dalam negri, apa kaitannya dengan resesi?

Email tersebut barulah pengumuman. Ibarat sedang menunggu malaikat pencabut nyawa, satu persatu karyawan startup tersebut menunggu email apakah mereka di PHK atau tidak, hingga pukul 9 malam. Dan karyawan yang mendapatkan email PHK haruslah segera merapikan barang-barang mereka lalu meninggalkan kantor. Bisa jadi, impian mereka sejak masa kuliah untuk bekerja di startup, yang sudah dijalani selama ini, pada hari itu harus pupus.

Rasa takut Reza pun menjadi rasa syukur karena ia tidak terkena layoff. Tetapi, karena teman-teman se tim nya di layoff, ia harus menghandle pekerjaan mereka yang di layoff. Semacam harus mengerjakan pekerjaan 2 orang.

Saya bertanya kepada Reza, apa yang akan ia lakukan apabila saat itu terkena layoff. Reza pun terdiam sejenak. Dari raut mukanya, ia bingung. Sepertinya sebelumnya ia tidak pernah memikirkan hal ini.

Reza pun akhirnya menjawab, "ya paling gua akan mulai bisnis, atau cari kerjaan lain". Bagi saya, jawaban ini jelas masih sangat mentah. Mungkin setelah saya bertanya begitu, dia akan lebih dalam lagi memikirkan "plan B" nya tersebut.

Reza bisa dikatakan beruntung karena selamat dari layoff. Ada banyak teman-teman yang hari ini terkena layoff, yang padahal sudah bekerja sangat keras, sudah sangat perform. Menurut Reza, bisa dikatakan perusahaan tempatnya bekerja melakukan PHK secara random, mulai dari level petinggi hingga staff biasa. Mungkin saja ada hal penilaian yang tidak dibuka, tapi ya.. who knows..

Dari kisah Reza kita belajar, ada pentingnya mempunyai lebih dari satu sumber penghasilan, dan prepare for the worst. Bila selama ini kita bekerja di kantor, dan berpikir kita aman-aman saja, belum tentu. Ada baiknya untuk mencoba mencari penghasilan dari tempat lain. Misalnya kita adalah seorang electrical engineer yang ahli dan berpengalaman, selain bekerja di perusahaan kita juga bisa membuka jasa konsultan. Atau bisa dari hobi, misalnya kita disini kan hobi nya public speaking, mungkin bisa mencoba menjadi MC atau content creator misalnya. Atau bisa juga berjualan online, seperti baju atau makanan, siapa tahu nantinya bisa menjadi besar dan mempunyai brand sendiri

Apapun yang dipilih, balik lagi ke yang saya utarakan di artikel AkhmadArfan: Sebuah Contoh, kita perlu membangun branding. Tidak hanya diri kita, tetapi juga jasa atau bisnis sampingan kita.


Untuk membantu branding, boleh banget untuk bikin website di websitesimple.id